Article

5 Tanda Anak Kucingmu Mengalami Masalah Pencernaan

Tahukah Pet Mates,  bahwa sistem pencernaan kucing merupakan salah satu sistem tubuh yang vital bagi kelangsungan hidupnya? Sayangnya, sistem ini juga rentan terhadap berbagai penyakit yang menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Ketika sistem pencernaan kucing mengalami gangguan, ada beberapa tanda yang dapat dikenali, antara lain:

1.  Muntah

Muntah dan mual adalah gejala umum pada sistem pencernaan atau gastrointestinal. Muntah dipicu oleh bermacam rangsangan atau yang dikenal juga sebagai emetic stimuli pada bagian sistem saraf pusat atau sistem saraf perifer. Muntah dan mual juga merupakan mekanisme pertahanan tubuh ketika zat beracun atau yang biasa disebut sebagai toksin, kemudian agen penyebab penyakit seperti bakteri, virus, dan juga fungi (jamur) masuk ke tubuh melalui sistem pencernaan, pembuluh darah dan juga sistem respirasi (Zhong et al., 2021).

2.  Diare

Kucing dikatakan mengalami diare ketika fesesnya menjadi lembek, kemudian secara frekuensi, berat, ataupun volumenya bertambah (Sokic-Milutinovic et al., 2021). Diare pada kucing umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, dan juga virus (Li et al., 2020). Selain itu diare pada kucing dapat menandakan bahwa kucing tersebut sedang mengalami intoleransi makanan (Kleinhenz & Saito, 2019). Pada beberapa kasus diare pada kucing dapat disebabkan oleh lebih dari satu agen penginfeksi (patogen), sehingga biaya pengobatan yang dibutuhkan akan lebih tinggi (Oh et al., 2021).

3.  Kehilangan Nafsu Makan

Kehilangan nafsu makan pada kucing merupakan tanda yang sangat umum dan sering kali mengindikasikan adanya gangguan pada sistem pencernaan. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, termasuk penurunan kesehatan secara keseluruhan serta melemahnya sistem kekebalan tubuh. Jika kehilangan nafsu makan disebabkan oleh masalah pencernaan, hal ini dapat memperburuk kondisi tersebut, sehingga memerlukan perhatian dan penanganan yang tepat (Taylor & Bessant, 2022).

4. Perut Kembung atau Nyeri

Perut kembung adalah kondisi di mana perut terasa membesar, tegang, dan menimbulkan rasa tidak nyaman serta nyeri akibat pelebaran saluran gastrointestinal (GI). Gejala ini dapat menjadi indikasi adanya gangguan pencernaan kronis, bahkan dapat pula mengarah pada gangguan sistem pernapasan yang sering kali kurang terdiagnosis (Lavoue, 2020). Kucing yang mengalami kembung biasanya menunjukkan ketidaknyamanan ketika perutnya disentuh atau ditekan, karena tekanan tersebut dapat memperparah rasa nyeri yang dialaminya. 

5. Lethargy (Lesu)

Ketika kucing tampak lebih lesu, kurang aktif, dan kehilangan energi, hal ini bisa menjadi pertanda bahwa kesehatannya terganggu. Salah satu penyebab yang paling mungkin adalah gangguan pada sistem pencernaan. Jika lesu sudah berlangsung dalam waktu yang lama, hal ini dapat mengindikasikan bahwa gangguan tersebut bersifat kronis dan memerlukan perhatian medis segera (Sobieh et al., 2024).
Sebagai kesimpulan, gangguan pencernaan pada kucing ditandai oleh gejala seperti muntah, yang merupakan respons tubuh terhadap racun atau infeksi , serta diare, yang bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau intoleransi makanan. Kehilangan nafsu makan sering kali menyertai gangguan ini dan dapat berdampak buruk pada kesehatan kucing. Selain itu, perut kembung atau nyeri  pada saluran pencernaan bisa menjadi tanda gangguan kronis atau masalah pernapasan. Lethargy (lesu) juga kerap muncul, menunjukkan bahwa gangguan pencernaan telah berlangsung lama dan membutuhkan perhatian medis segera. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.




Referensi

Kleinhenz, S. & Saito, E. K. (2019). Prevalence of chronic gastrointestinal signs in cats. Vet Focus, i, 27.1.
Lavoué, R. (2020). Bloating. In BSAVA Manual of Canine and Feline Gastroenterology (pp. 80-82). BSAVA Library.
Li, Y., Gordon, E., Idle, A., Altan, E., Seguin, M. A., Estrada, M., ... & Delwart, E. (2020). Virome of a feline outbreak of diarrhea and vomiting includes bocaviruses and a novel chapparvovirus. Viruses, 12 (5), 506.
Oh, Y. I., Seo, K. W., Kim, D. H., & Cheon, D. S. (2021). Prevalence, co-infection and seasonality of fecal enteropathogens from diarrheic cats in the Republic of Korea (2016–2019): A retrospective study. BMC Veterinary Research, 17, 1-13.
Sobeih, A., El Attar, H. E., Abdel-Raoof, Y., Ramadan, M. A., & Helal, M. A. (2024). Clinical, Hematological and Biochemical Studies on Feline Enteritis. Benha Veterinary Medical Journal, 46 (2), 6-12.
Sokic-Milutinovic, A., Pavlovic-Markovic, A., Tomasevic, R. S., & Lukic, S. (2022). Diarrhea as a clinical challenge: general practitioner approach. Digestive Diseases, 40 (3), 282-289.
Taylor, S., & Bessant, C. (2022). Inappetence in cats: the fifth vital assessment. Journal of Feline Medicine and Surgery, 24(7), 613-613.
Zhong, W., Shahbaz, O., Teskey, G., Beever, A., Kachour, N., Venketaraman, V., & Darmani, N. A. (2021). Mechanisms of nausea and vomiting: current knowledge and recent advances in intracellular emetic signaling systems. International journal of molecular sciences, 22 (11), 5797.

Sukai & bagikan halaman ini